A. Definisi Sumber Daya Energi
Sumber daya energi merupakan
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil tenaga atau bahan
bakar. Sumber daya energi di Indonesia meliputi minyak bumi, gas alam, batu
bara, panas bumi dan tenaga surya. Indonesia merupakan negara pengekspor sumber
daya energi terutama minyak bumi dan gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi,
gas alam dan batu bara dilakukan pengeboran dan pertambangan.
Minyak bumi yang sudah diolah
akan menghasilkan bensin (premium), solar, minyak tanah (kerosin), avtur (bahan
bakar pesawat terbang), pelumas mesin atau oli, plastik, lilin dan aspal.
Sedangkan gas alam setelah diolah akan menghasilkan LNG (Liquefied Natural Gas/gas alam
cair) dan LPG (Liquefied Petroleum Gas/gas alam
yang dimampatkan). LNG sering digunakan sebagai bahan pembuat pupuk. Sedangkan
LPG atau elpiji sering digunakan sebagai bahan bakar kompor. Untuk batu bara
dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan bakar baik rumah tangga maupun untuk industri/pabrik.
B.
Sumber Daya energi NonKonvensional
Adapun sumber daya energi non konvensional yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti minyak bumi adalah :
Adapun sumber daya energi non konvensional yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti minyak bumi adalah :
1.
Energi Matahari
Dalam hal ini dikaitkan dengan pemanfaatan energi matahari yang berasal dari pancaran sinar matahari secara langsung ke bumi. Dalam pelaksanaan pemanfaatannya dapat dibedakan tiga macam cara:
Dalam hal ini dikaitkan dengan pemanfaatan energi matahari yang berasal dari pancaran sinar matahari secara langsung ke bumi. Dalam pelaksanaan pemanfaatannya dapat dibedakan tiga macam cara:
·
Prinsip
Pemanasan Langsung
Dalam hal ini sinar matahari memanasi langsung benda yang akan dipanaskan atau memanasi secara langsung medium, misalnya air yang akan dipanaskan. Sebenarnya cara ini telah lama dikenal, misalnya menjemur pakaian, membuat ikan kering, membuat garam dari laut. Dengan cara pemanasan langsung ini, suhu yang akan diperoleh tidak akan melampaui 100 derajat Celcius. Cara ini dapat lebih efektif bila mempergunakan pengumpul panas yang disebut kolektor. Sinar matahari dikonsentrasikan dengan kolektor ini pada satu tempat sehingga diperoleh suatu suhu yang lebih tinggi. Bentuk kolektor parabolik bulat melandaskan prinsip kompor surya. Prinsipnya adalah sebagai berikut : cahaya matahari ditampung dengan sebuah cermin cekung yang bergaris tengah + 2 m, sehingga cahaya matahari akan terkumpul dalam satu fokus. Pada fokus itu dipasang lempengan logam sehingga logam akan menjadi panas sekali, kemudian di atas lempengan logam itulah kita memasak.
Dalam hal ini sinar matahari memanasi langsung benda yang akan dipanaskan atau memanasi secara langsung medium, misalnya air yang akan dipanaskan. Sebenarnya cara ini telah lama dikenal, misalnya menjemur pakaian, membuat ikan kering, membuat garam dari laut. Dengan cara pemanasan langsung ini, suhu yang akan diperoleh tidak akan melampaui 100 derajat Celcius. Cara ini dapat lebih efektif bila mempergunakan pengumpul panas yang disebut kolektor. Sinar matahari dikonsentrasikan dengan kolektor ini pada satu tempat sehingga diperoleh suatu suhu yang lebih tinggi. Bentuk kolektor parabolik bulat melandaskan prinsip kompor surya. Prinsipnya adalah sebagai berikut : cahaya matahari ditampung dengan sebuah cermin cekung yang bergaris tengah + 2 m, sehingga cahaya matahari akan terkumpul dalam satu fokus. Pada fokus itu dipasang lempengan logam sehingga logam akan menjadi panas sekali, kemudian di atas lempengan logam itulah kita memasak.
·
Konversi
Surya Termis Elektris (KSTE)
Pada cara ini yang dipanaskan adalah juga air, akan tetapi panas yang terkandung dalam air itu akan dikonversikan menjadi energi listrik. Pada prinsipnya, KSTE memerlukan sebuah konsentrator optik untuk pemanfaatan radiasi surya, sebuah alat untuk menyerap energi yang dikumpulkan, suatu sistem pengangkut panas, dan sebuah mesin yang agak konvensional untuk pembangkit tenaga listrik. Diperkirakan bahwa sebuah unit KSTE dari 100 MW listrik akan mempunyai 12.500 buah heliostat dengan permukaan refleksi masing-masing seluas 40 m2, sebuah menara penerima setinggi 250 m yang memikul sebuah penyerap untuk membuat uap bagi sebuah turbin selama 6-8 jam.
Pada cara ini yang dipanaskan adalah juga air, akan tetapi panas yang terkandung dalam air itu akan dikonversikan menjadi energi listrik. Pada prinsipnya, KSTE memerlukan sebuah konsentrator optik untuk pemanfaatan radiasi surya, sebuah alat untuk menyerap energi yang dikumpulkan, suatu sistem pengangkut panas, dan sebuah mesin yang agak konvensional untuk pembangkit tenaga listrik. Diperkirakan bahwa sebuah unit KSTE dari 100 MW listrik akan mempunyai 12.500 buah heliostat dengan permukaan refleksi masing-masing seluas 40 m2, sebuah menara penerima setinggi 250 m yang memikul sebuah penyerap untuk membuat uap bagi sebuah turbin selama 6-8 jam.
·
Konversi Energi
Photovoltaik
Pada cara ini energi sinar matahari langsung dikonversikan menjadi energi listrik. Energi pancaran matahari dapat diubah menjadi arus searah dengan mempergunakan lapisan-lapisan tipis dari silikon atau bahan-bahan semi konduktor lainnya. Sebuah kristal silinder silikon yang prolitis hampir murni diperoleh dengan mencairkan silikon dalam tungku suhu tinggi dengan tahanan atmosfer yang diatur. Sel surya silikon dikembangkan dalam tahun 1955 oleh Bell Laboratoris (USA) dan banyak dipergunakan bagi kendaraan-kendaraan ruang angkasa dan satelit-satelit selama 20 tahun terakhir.
Keuntungan-keuntungan dari konversi energi photovoltaik
1. Tidak ada bagian-bagian yang bergerak
2. Usia pemakaian dapat melampaui 100 tahun sekalipun efisiensinya sepanjang masa pemakaian menurun.
3. Pemeliharaan tidak sulit
4. Sistem ini mudah disesuaikan pada berbagai jenis pemanfaatannya.
Pada cara ini energi sinar matahari langsung dikonversikan menjadi energi listrik. Energi pancaran matahari dapat diubah menjadi arus searah dengan mempergunakan lapisan-lapisan tipis dari silikon atau bahan-bahan semi konduktor lainnya. Sebuah kristal silinder silikon yang prolitis hampir murni diperoleh dengan mencairkan silikon dalam tungku suhu tinggi dengan tahanan atmosfer yang diatur. Sel surya silikon dikembangkan dalam tahun 1955 oleh Bell Laboratoris (USA) dan banyak dipergunakan bagi kendaraan-kendaraan ruang angkasa dan satelit-satelit selama 20 tahun terakhir.
Keuntungan-keuntungan dari konversi energi photovoltaik
1. Tidak ada bagian-bagian yang bergerak
2. Usia pemakaian dapat melampaui 100 tahun sekalipun efisiensinya sepanjang masa pemakaian menurun.
3. Pemeliharaan tidak sulit
4. Sistem ini mudah disesuaikan pada berbagai jenis pemanfaatannya.
2. Energi Panas Bumi
Energi panas bumi sudah laam digunakan manusia. Orang-orang Romawi menggunakan sumber air panas bumi untuk mengisi kolam pemandian panas bagi kesehatan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Tenaga panas bumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa iar panas, fumarol (uap panas), geiser (semburan iar panas), dan sulfatora (sumber belerang). Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan yang tinggi dapat diambil dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.
Di permukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batuan atau magma yang menerima panas dari inti bumi.
Energi panas bumi sudah laam digunakan manusia. Orang-orang Romawi menggunakan sumber air panas bumi untuk mengisi kolam pemandian panas bagi kesehatan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Tenaga panas bumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa iar panas, fumarol (uap panas), geiser (semburan iar panas), dan sulfatora (sumber belerang). Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan yang tinggi dapat diambil dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.
Di permukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batuan atau magma yang menerima panas dari inti bumi.
3.
Energi Angin
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung di Persia pada abad VII. Kincir angin di negeri Belanda yang dipakai untuk menggerakkan pompa irigasi dan untuk menggiling tepung hingga kini masih terkenal, walaupun pada saat ini masih banyak berfungsi sebagai objek wisata. Akan tetapi, dalam rangka mencari bentuk-bentuk sumber energi yang masih dan terbaru, kembali energi angin mendapat perhatian yang besar.
Pada dasarnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya naik panas, mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub-kutub.
Penggunaan tenaga angin diperkirakan dapat dilakukan untuk keperluan-keperluan seperti menggerakkan pompa-pompa air untuk irigasi ataupun untuk mendapatkan air tawar bagi ternak, menggiling padi untuk mendapatkan beras, menggergaji kayu dan membangkitkan tenaga listrik.
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung di Persia pada abad VII. Kincir angin di negeri Belanda yang dipakai untuk menggerakkan pompa irigasi dan untuk menggiling tepung hingga kini masih terkenal, walaupun pada saat ini masih banyak berfungsi sebagai objek wisata. Akan tetapi, dalam rangka mencari bentuk-bentuk sumber energi yang masih dan terbaru, kembali energi angin mendapat perhatian yang besar.
Pada dasarnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya naik panas, mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub-kutub.
Penggunaan tenaga angin diperkirakan dapat dilakukan untuk keperluan-keperluan seperti menggerakkan pompa-pompa air untuk irigasi ataupun untuk mendapatkan air tawar bagi ternak, menggiling padi untuk mendapatkan beras, menggergaji kayu dan membangkitkan tenaga listrik.
4.
Energi Pasang Surut
Banyak gaya dan kekuatan yang mempengaruhi lautan di permukaan bumi. Salah satu kekuatan yang bekerja terhadap air bumi adalah pengaruh massa bulan yang mengakibatkan adanya gaya tarik, sehingga menjelma sebagai suatu gejala yang dikenal sebagai pasang dan surut laut yang terjadi secara teratur, meskipun bulan terletak lebih dari 400.000 km dari bumi. Bila mengelilingi bumi, maka air laut akan ditarik ke atas karena gaya tarik gravitasi bulan.
Pemanfaatan energi potensial yang terkandung dalam perbedaan pasang dan surut lautan antara lain dilakukan sebagai berikut. Misalnya, suatu teluk agak cekung dan dalam. Teluk ini ditutup dengan sebuah bendungan, sehingga terbentuk suatu waduk. Pada waktu laut pasang, maka permukaan air laut tinggi, mendekati ujung atas bendungan. Waduk diisi dengan iar laut dengan mengalirkannya melalui sebuah turbin air yang dihubungkan dengan sebuah generator pembangkit listrik tadi dan menghasilkan energi listrik. Hal ini dapat dilakukan sampai tinggi permukaan air dalam waduk sama tingginya dengan permukaan waduk. Pada waktu laut surut, terjadi sabaliknya. Waduk dikosongkan, sehingga dengan sendirinya air mengalir lagi melalui turbin air tadi yang akan memutar generator pembangkit listrik, sehingga juga akan dihasilkan energi listrik.
Banyak gaya dan kekuatan yang mempengaruhi lautan di permukaan bumi. Salah satu kekuatan yang bekerja terhadap air bumi adalah pengaruh massa bulan yang mengakibatkan adanya gaya tarik, sehingga menjelma sebagai suatu gejala yang dikenal sebagai pasang dan surut laut yang terjadi secara teratur, meskipun bulan terletak lebih dari 400.000 km dari bumi. Bila mengelilingi bumi, maka air laut akan ditarik ke atas karena gaya tarik gravitasi bulan.
Pemanfaatan energi potensial yang terkandung dalam perbedaan pasang dan surut lautan antara lain dilakukan sebagai berikut. Misalnya, suatu teluk agak cekung dan dalam. Teluk ini ditutup dengan sebuah bendungan, sehingga terbentuk suatu waduk. Pada waktu laut pasang, maka permukaan air laut tinggi, mendekati ujung atas bendungan. Waduk diisi dengan iar laut dengan mengalirkannya melalui sebuah turbin air yang dihubungkan dengan sebuah generator pembangkit listrik tadi dan menghasilkan energi listrik. Hal ini dapat dilakukan sampai tinggi permukaan air dalam waduk sama tingginya dengan permukaan waduk. Pada waktu laut surut, terjadi sabaliknya. Waduk dikosongkan, sehingga dengan sendirinya air mengalir lagi melalui turbin air tadi yang akan memutar generator pembangkit listrik, sehingga juga akan dihasilkan energi listrik.
5.
Energi Biogas
Sejak berabad-abad tinja binatang amaupun tinja manusia dimanfaatkan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kesyburan dan produktivitas tanah. Dengan kian banyak dipergunakannya pupuk buatan, sampah-sampah itu tidak lagi dipergunakan untuk maksud-maksud tersebut, sehingga tanah ini tidak lagi mendapatkan humus yang diperlukan organisme-organisme tanah secara keseluruhannya, dan lambat-laun menjadi steril.
Dekomposisi bahan-bahan organik di bawah kondisi-kondisi anerobik menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran metan dan arang dioksida. Ga sini dikenal sebagai gas rawa atau biogas. Campuran gas ini adalah hasil fermentasi atau peranan anaerobik disebabkan sejumlah besar jenis organisme mikro, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi ini adalah 30 derajat Celcius hingga kira-kira 55 derajat Celcius.
Prinsip kimia yang tersangkut dalam pembentukan biogas adalah prinsip terjadinya fermentasi semua karbohidrat, lemak, dan protein oleh bakteri metan, bilamana tidak tercampur dengan udara. Satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm kubik gas tekanan atmosfer yang terdiri atas 50% CH4 dan 50% CO2. Tergantung dari komposisi bahan-bahan yang dipakai, suhu, dan lama dekomposisi dapat dicatat variasi yang besar mengenai komposisi gas yang diperoleh.
Sejak berabad-abad tinja binatang amaupun tinja manusia dimanfaatkan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kesyburan dan produktivitas tanah. Dengan kian banyak dipergunakannya pupuk buatan, sampah-sampah itu tidak lagi dipergunakan untuk maksud-maksud tersebut, sehingga tanah ini tidak lagi mendapatkan humus yang diperlukan organisme-organisme tanah secara keseluruhannya, dan lambat-laun menjadi steril.
Dekomposisi bahan-bahan organik di bawah kondisi-kondisi anerobik menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran metan dan arang dioksida. Ga sini dikenal sebagai gas rawa atau biogas. Campuran gas ini adalah hasil fermentasi atau peranan anaerobik disebabkan sejumlah besar jenis organisme mikro, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi ini adalah 30 derajat Celcius hingga kira-kira 55 derajat Celcius.
Prinsip kimia yang tersangkut dalam pembentukan biogas adalah prinsip terjadinya fermentasi semua karbohidrat, lemak, dan protein oleh bakteri metan, bilamana tidak tercampur dengan udara. Satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm kubik gas tekanan atmosfer yang terdiri atas 50% CH4 dan 50% CO2. Tergantung dari komposisi bahan-bahan yang dipakai, suhu, dan lama dekomposisi dapat dicatat variasi yang besar mengenai komposisi gas yang diperoleh.
6.
Energi Biomassa
Biomassa, terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian, merupakan sumber daya energi dunia yang tertua. Di negara-negara yang telah maju dengan berkembangnya industri, peranan biomassa sebagai sumber energi makin berkurang dan diganti dengan energi komersial, mula-mula batubara, kemudian minyak bumi.
Pemanfaatan biomassa untuk keperluan energi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemanfaatan kayu bakar dan limbah pertanian secara langsung sebagai bahan merupakan contoh klasik yang masih dipakai. Suatu langkah yang lebih maju adalah memberi biomassa itu bentuk yang lebih mudah untuk transportasi dan pemanfaatan dengan mengubahnya menjadi arang kayu. Suatu cara lain untuk pemanfaatan biomassa adalah dengan pirolisis, yaitu suatu proses memanaskan bahan baku secara bebas udara, sehingga tidak ada dioksidasi. Cara ini menghasilkan suatu benda padat, cair, dan gas. Bahan bakar padat akan berupa arang.
Biomassa, terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian, merupakan sumber daya energi dunia yang tertua. Di negara-negara yang telah maju dengan berkembangnya industri, peranan biomassa sebagai sumber energi makin berkurang dan diganti dengan energi komersial, mula-mula batubara, kemudian minyak bumi.
Pemanfaatan biomassa untuk keperluan energi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemanfaatan kayu bakar dan limbah pertanian secara langsung sebagai bahan merupakan contoh klasik yang masih dipakai. Suatu langkah yang lebih maju adalah memberi biomassa itu bentuk yang lebih mudah untuk transportasi dan pemanfaatan dengan mengubahnya menjadi arang kayu. Suatu cara lain untuk pemanfaatan biomassa adalah dengan pirolisis, yaitu suatu proses memanaskan bahan baku secara bebas udara, sehingga tidak ada dioksidasi. Cara ini menghasilkan suatu benda padat, cair, dan gas. Bahan bakar padat akan berupa arang.
C.
Sumber Daya Manusia dan Rekayasa Genetika
·
Sumber
Daya Manusia
Sumber
daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari,
SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu
organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM
harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi
sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam
industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya
sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
·
Rekayasa
Genetika
Rekayasa
genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah
penerapan genetika
untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan
hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat
dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa
target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang
lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan
teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah
sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup
hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah,
hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.
Bidang kedokteran
dan farmasi
paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu
bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran
hewan, pertanian
(termasuk peternakan
dan perikanan),
serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk
mengembangkan bidang masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar