Pages

Pages

Sabtu, 17 Desember 2011

MITOS


NAMA           : EFINAWAWI ANASTASIA
NPM   : 48211497
MITOS

Di pikiran kita mitos selalu berkaitan dengan mistis. Banyak orang tua kita yang memberi tahu berbagai mitos-mitos yang sudah didenger dari orang tua dahulu kala. Tetapi semakin berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi untuk membuktikannya mitos itu, tidak banyak orang berfikir positif saja dan ada yang tidak memperdulikannya. Tetapi tidak di pedesaan, masih banyak masyarakat yang mempercayainya karena factor dari pengetahuan dan teknologi yang masih rendah. Ini adalah beberapa mitos yang sering kita denger diantaranya;

1.       Jangan memakai sesuatu yang tajam di malam hari, ada setan lewat.
Alasan yang positif dari mitos ini adalah mungkin dahulu nenek moyang kita sebelumnya tidak punya alat penerangan yang jelas takut terjadi apa apa dengan alat alat tajam pada malam hari. Tetapi karena sekarang penerangan sudah banyak, jadi mitos ini tidak usah di percayai.

2.      Wanita tidak boleh duduk di depan pintu, jauh jodoh.
Alasan yang positif dari mitos ini adalah mungkin saja wanita dahulu tidak ada yang memakai celana, semua wanita masih memakai rok saja, karena itu kalo ada wanita duduk di depan pintu nanti kelihatan dalemannya, dan  pasti mengundang pikiran pikiran hawa nafsu.
3.      Kalo malam tiba dilarang berdiri di bawah pohon agar tidak di bius setan .
Alasannya mungkin seseorang yang berada di bawah pohon ini pingsan karena kehabisan oksigen, pohon pada malam hari kan memerlukan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, tapi karena keterbatasan pengetahuan makanya banyak mitos menyebutkan tersebut .

Mitos Jembatan Merah Bogor

            Banyak mitos yang terdengar kalo melewati jembatan ini bersama pasangan kita, hubungan itu tidak akan bertahan lama lagi atau bisa dibilang putus ditengah jalan. Di setiap tempat atau daerah pasti mempunyai kepercayaan atau mitos–mitos yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Mitos ini biasanya dikait–kaitkan dengan kejadian masa lampau.
            Sejarah Jembatan Merah versi Bogor, pada tahun 1881 Seorang arsitek Belanda, Mr Motmann, bersama amtenar pribumi bernama Saripin membangun jembatan melintasi Sungai Cipakancilan. Setelah rampung, jembatan lengkap dengan lampu-lampu gas tersebut dilumuri cat warna merah bata, dari sinilah sebutan Jembatan Merah diambil.
Tahun 1945 di masa perjuangan kemerdekaan, jembatan ini dipenuhi mayat-mayat pejuang. Tahun 1966 Pahlawan asal Surabaya, Bung Tomo, melintasi Jembatan Merah dan melambaikan tangan ke penduduk setempat. Sekarang Kawasan ini menjadi perlintasan padat sejak berdiri Plaza Jembatan Merah di sisi Jalan Veteran.
Saat Peringatan Proklamasi warga setempat melakukan pengecatan Jembatan Merah, dengan warna aslinya merah bata Selain itu mengecat pita beton dengan warna hitam putih. Karena jembatan ini melintas di atas sungai Cipakancilan disebut Jembatan Merah karena sejak dibangunnya dicat dengan warna merah (merah bata).
Suatu kenangan yang yang tak dapat dilupakan, ketika mayat pahlawan menetes di jembatan tersebut dan menjadi suatu peristiwa tragis yang dialami ketika jaman perjuangan dulu sehingga sesuai pula bila jembatan ini selamanya di cat dengan warna Merah Darah.
Padahal, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran dari mitos yang berkembang dan dipercaya secara turun-menurun itu. Di era yang sudah modern ini, ternyata masih ada sekelompok masyarakat khususnya di Kota Bogor yang masih mempercayai mitos–mitos tersebut. Ada beberapa mitos atau kepercayaan yang berhubungan dengan ikon Kota Bogor ini, tak lain Kebun Raya Bogor.
Di kebun ini, tak hanya menyimpang aneka ragam botani, namun memendam cerita bernuansa magis. Mitos yang berkembang di sini berhubungan dengan urusan percintaan. Menarik memang, mungkin karena banyak dari pengunjung Kebun Raya Bogor ini adalah pasangan muda– mudi. Oleh karena itu, masyarakat juga sering menyebut Kebun Raya Bogor ini dengan Kebun Jodoh.
Ada beberapa tempat di Kebun Raya Bogor yang menurut warga Bogor terkait erat dengan satu mitos. Boleh percaya atau tidak. Apakah benar atau kebetulan saja, sulit untuk memastikan mana yang benar. Namanya juga mitos. Adalah Jembatan Cinta, sebuah jembatan gantung berwarna merah. Karena warnanya itu, sebagian orang menyebutnya Jembatan Merah. Di jembatan ini juga sering dipakai untuk shooting acara televisi.
Mitos yang berkembang di situ adalah bila sepasang kekasih berjalan menyeberangi Jembatan Merah, maka dipercaya tidak lama kemudian hubungan percintaannya berakhir. Namun sebaliknya, bila berjalan di Jembatan Cinta bukan bersama kekasih melainkan hanya teman, jika berpacaran dipercaya akan langgeng dan bahkan bisa sampai ke jenjang pernikahan.
Tempat kedua yang masih berhubungan dengan mitos percintaan ialah Pohon Jodoh. Tempatnya pun tidak jauh dari Jembatan Merah. Pohon Jodoh sebenarnya hanya dua pohon besar yang kebetulan berdampingan. Di bawah kedua pohon tersebut terdapat bangku taman. Pohon yang berada di sebelah kiri adalah Meranti yang mempunyai kulit kasar dan berwarna gelap. Sedangkan pohon yang satu lagi adalah beringin dengan kulit licin berwarna coklat.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Pengikut